TUGAS KELOMPOK AIK
Disusun Oleh
KELOMPOK 11
KELAS : 6A PGSD
HARIANI
SRI RAHMAYANI
TIARA RIZKY
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Muhammadiyah
adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar dengan
maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan
bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah,
akhlaq, dan mu'amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan
mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan
Agama Islam menjadi rahmatan lil-'alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
Perjuangan
Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Perjuangan
Muhammadiyah tersebut dilaksanakan melalui gerakan dakwah amar makruf nahi
munkar di seluruh lapangan kehidupan dengan sasaran umat da’wah dan umat ijabah
baik pada level perseorangan maupun masyarakat sebagaimana yang menjadi misi
persyarikatan.
Perjuangan
mendakwahkan Islam tersebut akan mencapai keberhasilan jika dilaksanakan
olehmereka yang benar-benar beriman dan beramal saleh yang senantiasa beribadah
kepada Allah.
STRATEGI
(KHITTAH) PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Ø Pengertian
Khittah
Khittah
artinya garis besar perjuangan. khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran)
perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. hal tersebut
mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi
semua pimpinan dan anggota muhammadiyah. garis-garis besar perjuangan
muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta
program yang telah disusun.
Dengan
demikian, khittah perjuangan dapat diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis
perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam mewujudkan misi dan cita-cita gerakannya. Khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah
berisi pokok-pokok pikiran yang diharapkan dapat menjadi garis perjuangan
gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Di dalam rumusan Khittah Perjuangan ini
terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan diarahkan
pada upaya peneguhan eksistensi Pemuda Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang
mampu menyelesaikan problematika umat Islam, khususnya mereka yang bernaung di
bawah panji-panji persyarikatan Muhammadiyah. Sementara aspek kesinambungan
merupakan upaya mempertahankan capaian-capaian positif yang selama ini
dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.
Khittah
Perjuangan Pemuda Muhammadiyah diharapkan bukan hanya sekedar retorika yang
kaya wacana tetapi miskin kerja nyata. Melalui khittah, gerakan Pemuda
Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan krisis yang
telah lama menghimpit sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Sudah saatnya
Pemuda Muhammadiyah bangkit sebagai kekuatan terdepan di dalam merespon dan
menyikapi dinamika zaman. Pemuda Muhammadiyah harus tekun, rajin, dan cerdas
dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok.
Ø Pengertian
Strategi
Istilah strategi sering
diidentikkan dengan dunia kemiliteran. Pada mulanya memang istilah strategi itu
berasal dari dunia militer Yunani Kuno, yaitu “stratego”, yang artinya merencanakan pemusnahan musuh. Dalam bahasa Inggris, kata ”strategy” (kata benda dengan jamak ”strategies”) berarti ilmu siasat
(perang), atau siasat, akal. Dalam
perkembangannya, istilah strategi tidak hanya dimonopoli oleh khasanah dunia
kemiliteran, tetapi juga untuk hal-hal atau aspek kehidupan lain, seperti
strategi pembangunan, strategi perjuangan, strategi manajemen, dan sebagainya.
Dalam dunia dakwah Islam istilah
strategi dikaitkan dengan siasat dakwah berdasar beberapa prinsip dan pola
pelaksanaannya. Di lingkungan Muhammadiyah istilah “strategi perjuangan” sering
dikaitkan dengan “Khittah Perjuangan” Muhammadiyah
yang menyangkut pola dasar dan strategi program persyarikatan. Bahkan dalam
kaitan program, istilah strategi dikaitkan sebagai garis kebijaksanaan yang
menyangkut kristalisasi, konsolidasi, dan kaderisasi.
Jadi,
istilah “strategi perjuangan Muhammadiyah” menunjuk pada pengertian yang
bersifat umum dan operasional, yaitu rangkaian garis kebijakan dan langkah-langkah
gerakan berdasarkan perhitungan untuk melaksanakan misi dan mewujudkan tujuan
persyarikatan.
Ø Urgensi
Strategi Perjuangan Muhammadiyah
Perumusan dan pelaksanaan strategi
perjuangan Muhammadiyah merupakan faktor penting dalam menggerakkan
Muhammadiyah mengingat:
·
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
dengan kepribadiannya yang khas mempunyai misi dakwah amar makruf nahi munkar
di seluruh lapangan kehidupan dan lapisan masyarakat yang harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dikembangkan terus menerus sepanjang waktu dan keadaan.
·
Muhamadiyah dalam mencapai misi, maksud
dan tujuannya, maka harus melalui perjuangan yang terencana, terarah, dan
diperhitungkan sedemikian rupa melalui langkah-langkah kebijakan dan
operasional yang tepat.
·
Gerakan Muhammadiyah meskipun memiliki
landasan yang kokoh yang benar (Al-Qur’an dan Sunnah), prinsip yang kuat,
identitas yang jelas, fungsi dan misi yang pasti, serta maksud dan tujuan yang
jelas; hal-hal tersebut hanya akan menjadi idealisme semata jika tanpa disertai
dengan usaha-usaha konkret yang disusun secara teratur, terencana, dan penuh
perhitungan.
Dari
tiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi perjuangan Muhammadiyah
merupakan faktor penting untuk menjembatani idealisme dengan perwujudannya
dalam kenyataan, antara yang normatif dengan empirik, antara cita-cita
subjektif dangan dunia objektif, serta menyambung gerakan antara masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang.
Ø Khittah Perjuangan sebagai Pola dasar dan teori Strategi
Ditinjau dari struktur konsepsinya, pada hakekatnya
strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari
Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Karena itu, Khittah Perjuangan Muhammadiyah
dapat dikatakan sebagai pola dasar dari strategi Perjuangan Muhammadiyah.
Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan
Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka
berfikir untuk memahai dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah
sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas
teori perjuangan sebagaimana dikandung dalam khittah itu kemudia disusun
strategi perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan pelaksanaannya.
Ø Dasar Program Muhammadiyah
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan
memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu
ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:
·
Memulihkan
kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat,
terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta'at beribaclah,
berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.
·
Meningkatkan
pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya
sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan
kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup
masyarakat.
Ø Dimensi-Dimensi
Perjuangan
·
Dimensi Keagamaan
Pada dimensi
keagamaan, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berperan aktif dalam menggiring
umat ke posisi arus tengah Islam (ummatan wa syatha). Dengan posisi
ini, umat Islam tidak terjebak dalam skenario yang dimainkan oleh pihak lain
yang kerapkali bertujuan untuk memecah belah umat Islam. Sudah saatnya umat
Islam dikembalikan pada satu cita-cita, yaitu membebaskan manusia dari setiap
patologi sosial dan penyakit peradaban yang selama ini merasuki alam pikiran
manusia modern. Untuk itu, seluruh kader Pemuda Muhammadiyah harus menebar
pesona Islam di setiap waktu dan tempat dengan cara melaksanakan ajaran Islam
secara total.
Untuk
melaksanakan ajaran Islam secara total, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat
mengaktifkan kembali gerakan dakwah jama’ah dengan menjadikan masjid sebagai
pusat informasi dan komunikasi antar aktivis. Dakwah jama’ah diperlukan bukan
hanya untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis pemuda, tetapi
lebih dari itu da’wah jama’ah juga diharapkan mampu melindungi persyarikatan
Muhammadiyah dari upaya “penyusupan” yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
tertentu di kalangan umat Islam yang memiliki kiprah dan ideologi yang berbeda
dengan Muhammadiyah.
Selain itu,
Pemuda Muhammadiyah harus memperluas jaringan dakwahnya ke seluruh masyarakat
hingga menyentuh berbagai suku, ras, budaya dan adat istiadat yang berlaku di
tengah-tengah masyarakat. Jalan yang dapat ditempuh adalah dengan menghidupkan
gerakan dakwah kultural yang juga berfungsi sebagai sebagai salah satu sarana
perekrutan kader-kader persyarikatan.
Dalam
tatanan kehidupan beragama di tengah komunitas umat Islam, Pemuda Muhammadiyah
harus mampu menampilkan dirinya sebagai teladan dalam menjembatani sekaligus
memediasi setiap perbedaan pandangan, penafsiran, dan praktek keagamaan yang
terjadi di kalangan umat Islam.
Pemuda
Muhammadiyah harus mampu merajut dan merekatkan ukhuwah Islamiyah dengan cara
mengajak semua pihak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah secara
bersama-sama.
Seiring
dengan itu, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu menjadi inspirator dan motivator
dalam mengembangkan dakwah Islam yang humanis, terbuka, dan mencerahkan. Pemuda
Muhammadiyah menolak secara tegas segala tindak kekerasan atas nama agama dalam
memperjuangkan dan menegakkan agama Islam. Agama Islam harus disampaikan dengan
cara damai, santun, dan beradab agar Islam benar-benar tampil sebagai pembawa
rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).
Terkait
dengan heterogenitas agama di Indonesia, Pemuda Muhammadiyah harus membuka diri
untuk selalu melakukan dialog antar umat beragama. Cara yang paling efektif
untuk dilakukan adalah menjalin kerjasama lintas agama dalam kerja-kerja
kemanusiaan. Pemuda Muhammadiyah dapat memulai gerakan ini dengan menciptakan
musuh bersama (common enemy) agama-agama berupa kebodohan, kemiskinan,
krisis lingkungan, bencana alam, penyakit menular, narkotika, dan lain-lain.
·
Dimensi sosial
Pada dimensi
sosial, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam
merajut kohesivitas sosial dengan seluruh komponen bangsa. Dengan kohesivitas
sosial yang baik, seluruh anak bangsa akan dapat bekerja sama dalam membangun
masa depan Indonesia yang lebih menjanjikan. Kohesivitas sosial hanya dapat
diwujudkan jika keadilan dapat ditegakkan pada seluruh sektor kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah harus berani
melawan setiap ketidakadilan yang terjadi baik yang dilakukan secara personal
maupun yang diorganisir secara struktural. Pemuda Muhammadiyah berpandangan
bahwa bangsa ini hanya dapat berdiri dengan kokoh atas dasar prinsip-prinsip
keadilan sebagaimana telah diperintahkan Allah
Dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial, Pemuda Muhammadiyah mendasarkan pokok perjuangannya
kepada empat macam persoalan mendasar. Pertama, rendahnya kualitas dan tidak
meratanya akses pendidikan bagi semua anak bangsa. Berkenaan dengan hal ini,
Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam
memperjuangkan kualitas dan kuantitas lembaga-lembaga pendidikan. Di samping
itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk selalu mengikuti, mengkritisi,
sekaligus memberikan masukan konstruktif pada setiap produk regulasi pendidikan
yang ditetapkan pemerintah.
Kedua,
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk menjawab masalah ini,
Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu berperan aktif dalam memperjuangkan
peningkatan kuantitas dan kualitas sarana pelayanan kesehatan, peningkatan
kuantitas anggaran pembiayaan kesehatan, dan sosialisasi pola dan gaya hidup
sehat.
Ketiga,
tingginya angka pengangguran dan maraknya tindak kriminalitas. Menyikapi
masalah ini, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berpartispasi aktif dalam
menciptakan lapangan kerja dan mendukung setiap usaha semua pihak yang
diarahkan pada upaya perbaikan taraf hidup rakyat.
Keempat,
rendahnya moral dan akhlak anak bangsa. Terkait masalah ini, Pemuda
Muhammadiyah harus memprakarsai berbagai macam program yang berorientasi pada
upaya revitalisasi akhlak dan moral bangsa. Upaya ini dapat dilakukan dengan
cara menghidupkan kembali ajaran agama sebagai basis utama pertahanan akhlak
dan moral. Selain itu, kearifan-kearifan lokal yang dijadikan sebagai panutan
di masa lalu dapat dijadikan tawaran alternatif dalam mengimbangi moralitas
sekuler, hedonis, dan materialis akibat perkembangan informasi dan teknologi serta
arus globalisasi yang tidak terkendali.
·
Dimensi Ekonomi
Dimensi
eknomi merupakan elan vital yang harus menjadi fokus perhatian utama Pemuda
Muhammadiyah. Secara umum, tingkat ekonomi umat Islam masih berada di bawah
tingkat ekonomi umat beragama lain. Fakta empiris menunjukkan bahwa saat ini
umat Islam cenderung dijadikan sebagai sasaran market paling empuk
dari negara-negara produsen. Umat Islam sama sekali tidak mampu bersaing dalam
pasar global yang semakin hari semakin kompetitif. Padahal, ajaran Islam
mengharuskan umat Islam untuk tidak hanya memperhatikan persoalan-persoalan
ukhrawi semata, tetapi juga harus memperhatikan persoalan-persoalan duniawi
Melalui
refleksi yang cukup dalam terhadap ayat tersebut, Pemuda
Muhammadiyah merasa terpanggil untuk segera mencari solusi dalam
memberdayakan ekonomi umat Islam. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan sistem ekonomi syariah pada seluruh dimensi ekonomi umat sebagai
antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis yang selama ini “menjajah” umat
Islam. Pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan dengan mengembangkan
usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemberdayaan lembaga keuangan mikro
syariah (LKMS) baik formal seperti bank, asuransi, zakat, infaq, shadaqah,
dan koperasi maupun informal seperti pendirian lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi umat pada sektor pertanian,
perikanan, dan unit-unit ekonomi kerakyatan lainnya.
Sejalan
dengan itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk mendidik kader-kadernya
agar siap diterjunkan ke dunia usaha sebagai pejuang-pejuang ekonomi umat di
tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks ini, potensi jaringan Pemuda
Muhammadiyah secara nasional perlu dikembangkan sehingga memiliki daya saing
yang cukup tangguh dalam menggerakkan perekenomian umat. Potensi lain yang
dapat dikembangkan adalah pemberdayaan institusi-institusi Islam seperti
mesjid, sekolah-sekolah Islam, majlis ta’lim, dan Islamic center sebagai pusat
perekonomian umat.
·
Dimensi Politik
Pemuda
Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan
meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang
merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan
perseorangan maupun kolektif. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah menilai
bahwa politik dan berpolitik bukanlah hal yang dilarang oleh agama. Dan Pemuda
Muhammadiyah bukanlah organisasi apolitik. Bahkan sebaliknya, Pemuda
Muhammadiyah menjadikan politik sebagai salah satu sarana dakwah yang
paling efektif dalam membumikan kehendak Tuhan di muka bumi. Namun demikian,
Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa kekuasaan politik merupakan ujian yang
diberikan oleh Allah kepada manusia
Oleh karena
kekuasaan politik merupakan bagian dari ujian Allah, maka Pemuda Muhammadiyah
harus mengarahkan perjuangan politiknya bagi kepentingan Islam dan umat Islam.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemuda Muhammadiyah dituntut melakukan
langkah-langkah sistematis dan strategis melalui empat strategi dan lapangan
perjuangan politik yaitu: Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik
yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics,
politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau
kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara.
Kedua,
melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau
pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high
politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan
moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di
tingkat masyarakat dan negara.
Ketiga,
mengelola fragmentasi potensi dan kekuatan politik secara baik dan benar agar
seluruh kepentingan umat Islam dapat terakomodasi secara maksimal. Bila usaha
untuk mempersatukan partai-partai politik Islam di bawah satu bendera sulit
dilakukan, maka hal yang paling mungkin dilakukan adalah mempersatukan politisi
Islam di lembaga-lembaga legislatif mulai dari tingkat pusat sampai ke
daerah-daerah. Meskipun kenderaan politik berbeda, namun tujuan dan
orientasinya haruslah tetap sama.
Keempat,
pembumian nilai-nilai keislaman di jalur kultural (cultural approach).
Melalui lahan ini, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang cukup besar untuk
meningkatkan energi sumber daya umat sebagai basis penguatan civil society.
Target akhir yang ingin dicapai adalah agar Pemuda Muhammadiyah dapat
menyalurkan aspirasi politiknya secara maksimal dalam menjaga kelangsungan
agama sekaligus menata kehidupan dunia (hirasat al-din wa siyasat al-dunya).
·
Dimensi Kebudayaan dan
Peradaban
Melalui
kalkulasi sederhana, Pemuda Muhammadiyah memandang bahwa peradaban Barat lebih
maju dari peradaban Islam, antara lain dibuktikan dengan perkembangan ekonomi,
teknologi, dan stabilitas kehidupan sosial-politik yang dicapai Barat. Dengan
menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat fisik material, fenomena kebangkitan
peradaban Barat merupakan keniscayaan.
Namun bila
dikaji lebih dalam, kemajuan sains dan teknologi yang menjadi basis fundamental
bangunan peradaban Barat justru telah menelantarkan dunia di ambang pintu
krisis global yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Krisis global yang
dihadapi umat manusia di planet ini telah menyentuh hampir seluruh dimensi
kehidupan seperti bidang kesehatan, teknologi, ekonomi, politik, ekologi, dan
hubungan sosial. Krisis juga melanda dimensi-dimensi intelektual, moral, dan
spiritual. Anehnya, peradaban Barat ini dijadikan sebagai cermin yang harus
diikuti oleh semua negara, termasuk negara-negara Islam. Inilah yang
menyebabkan rapuhnya fondasi peradaban dunia secara global.
Kerapuhan
fondasi peradaban Barat itu merupakan peluang besar bagi Pemuda Muhammadiyah
untuk membangun peradaban alternatif yang berdimensi moral dan spiritual.
Agenda utama yang harus dikedepankan antara lain membangun kesadaran
eksistensial manusia yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Keyakinan terhadap
kehadiran
Tuhan dalam
seluruh dimensi kehidupan akan memberikan kekuatan sekaligus kedamaian dalam
hati setiap manusia yang menjadi aktor pendukung setiap kebudayaan. Bertolak dari realitas obyektif di atas,
Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk mewujudkan peradaban Islam masa depan dengan
melakukan upaya-upaya rekonstruktif melalui upaya pembumian wahyu melalui
kontekstualisasi ajaran Islam. Kontekstualisasi ajaran Islam tentu saja harus
dibarengi dengan upaya eksplorasi ilmu pengetahuan (scientific exploration).
Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga harus mengambil peran dalam upaya
mencari penemuan-penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan (scientific
discovery). Dengan ilmu pengetahuan yang berorientasi ilahiyah-lah,
tatanan kebudayaan dan peradaban dunia dapat diwujudkan secara baik.
BAB III
KESIMPULAN
Perjuangan Muhammadiyah adalah
perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah tersebut
dilaksanakan melalui gerakan dakwah amar makruf nahi munkar di seluruh lapangan
kehidupan dengan sasaran umat da’wah dan umat ijabah baik pada level
perseorangan maupun masyarakat.
Muhammadiyah
sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa
mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta
menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang
dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai
tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
http://ammmerden.wordpress.com/pcpm/khittah-perjuangan-pemuda-muhammadiyah/
http://batang.muhammadiyah.or.id/content-79-sdet-khittah-perjuangan-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara.html