Part 1
Keterampilan Dasar Mengajar
A. Pengertian
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar
mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki
oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas
mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan
demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan
atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar
dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada
dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1)
Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2)
Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk
kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar
mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan
keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut
aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan
dan nilai-nilai.
B.
Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar
mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat
dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan
menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga
mudah dipahami para peserta didik.
b. Prinsip-prinsip menjelaskan
· Penjelasan
harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
· Penjelasan
harus diselingi tanya jawab
· Materi
penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
· Penjelasan
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
· Materi
penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
· Dapat
menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan
dengan kehidupan
c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan
dalam menjelaskan
· Bahasa yang
digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
· Bahan yang
akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
· Pokok-pokok
yang diterangkan harus disimpulkan
· Dalam
menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
· Adakan
pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan
2. Keterampilan Bertanya
a. Pengertian
keterampilan bertanya
Bertanya merupakan
suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi
pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan
jawaban(respon) dari peserta didik.
b. Tujuan keterampilan
bertanya :
· Memotivasi
peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
· Melatih
kemampuan mengutarakan pendapat
· Merangsang
dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
· Melatih
peserta didik berfikir divergen
· Mencapai
tujuan belajar
c. Jenis-jenis
pertanyaan
· Pertanyaan
langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
· Pertanyaan
umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
· Pertanyaan
retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
· Pertanyaan
faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
· Pertanyaaan
yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik
atas pertanyaan peserta didik lain
· Pertanyaan
memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam
pertanyaan itu sendiri
d. Prinsip-prinsip bertanya
· Pertanyaan
hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta
didik
· Pertanyaan
hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
· Pertanyaan
didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
· Pertanyaan
langsung sebaiknya diberikan secara random
· Pertanyaan
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
· Sebaiknya
hindari pertanyaan retorika atau leading question
e. Teknik-teknik dalam
bertanya
· Tekhnik
menunggu
· Tekhnik
menguatkan kembali
· Tekhnik
menuntun dan menggali
· Tekhnik
mekacak
3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus
a. Pengertian
keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan
menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan
bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar
suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias
dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif.
b. Tujuan penggunaan variasi
dalam proses belajar mengajar :
·
menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
·
mempertahankan kondisi optimal belajar
·
meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
· memudahkan
pencapaian tujuan pengajaran
c. Jenis-jenis variasi
dalam mengajar
· variasi
dalam penggunaan media
· variasi
dalam gaya mengajar
· variasi
dalam penggunaan metode
· variasi
dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
d. Prinsip-prinsip penggunaan
variasi dalam pengajaran
· gunakan
variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
· perubahan
satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
· penggunaan
variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik
peserta didik
4. Keterampilan Memberi Penguatan
a. Pegertian
keterampilan memberi penguatan
Memberi penguatan atau
reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku
yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di
saat yang lain.
b. Tujuan penggunaan
keterampilan memberi penguatan :
· Menimbulkan
perhatian peserta didik
·
Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
· Menumbuhkan
kemampuan berinisiatif secara pribadi
· Merangsang
peserta didik berfikir yang baik
·
Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku
yang mendukung belajar
c. Jenis-jenis penguatan
· Penguatan
Verbal
· Penguatan
Gestural
· Penguatan
dengan cara mendekatinya
· Penguatan
dengan cara sambutan
· Penguatan
dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
· Penguatan
berupa tanda atau benda
d. Prinsip-prinsip penguatan
· Dilakukan
dengan hangat dan semangat
· Memberikan
kesan positif kepada peserta didik
· Berdampak
terhadap perilaku positif
· Dapat
bersifat pribadi atau kelompok
· Hindari
penggunaan respon negative
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a.
Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka
pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap
dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus
mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah
keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup
pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat
pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar
mengajar.
b. Tujuan
membuka dan menutup pelajaran adalah :
· Untuk
menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan
dibicarakan
· Menyiapkan
mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
·
Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
· Agar
peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
c.
Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran
· Dalam
membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan
menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan
disampaikan
· Hubungan
antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang
dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
· Menggunakan
apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap
pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan
a. Pengertian mengajar
kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar
kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam
belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5
orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran
perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan
tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta
didik.
b. Tujuan guru mengembangkan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah :
·
Keterampilan dalam pendekatan pribadi
· Keterampilan
dalam mengorganisasi
·
Keterampilan dalam membimbing belajar
·
Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM
7. Keterampilan Mengelola Kelas
a. Pengertian
keterampilan mengelola kelas
Keterampilan
mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan
suasana belajar mengajar yang optimal.
b. Tujuan dari pengelolaan
kelas adalah :
· Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan
kemampuannya secara optimal
·
Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi
terwujudnya interaksi belajar mengajar
·
Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi
gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
· Melayani
dan membimbing perbedaan individual peserta didik
· Mengatur
semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai
dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
c. Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
· Keluwesan,
digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik,
sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
· Kehangatan
dan keantusiasan
· Bervariasi,
gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
· Tantangan,
gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
· Tanamkan
displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
· Menekankan
hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal
negatif
d. Komponen Keterampilan
Pengelolaan Kelas
·
Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan
cara :
· Memusatkan
perhatian
· Menunjukkan
sikap tanggap
· Menegur
· Membagi
perhatian
· Memberi
petunjuk-petunjuk yang jelas
· Memberi
penguatan
·
Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan
keterampilan dengan cara :
· Pengelolaan
kelompok
· Modifikasi
tingkah laku
· Menemukan
dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
e. Hal-hal yang harus
dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
·
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
· Pengulangan
penjelasan yang tidak perlu
·
Penyimpangan
· Kesenyapan
·
Bertele-tele
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil
a. Pengertian
Diskusi kelompok
kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok
bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok
tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar
proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip membimbing
diskusi kelompok kecil :
· Laksanakan
diskusi dalam suasana yang menyenangkan
· Berikan
waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
· Rencanakan
diskusi kelompok dengan sistematis
· Bimbinglah
dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
c. Komponen keterampilan
guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
· Memperjelas
permasalahan
· Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
· Pemusatan
perhatian
· Menganalisa
pandangan peserta didik
·
Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
· Menutup
diskusi
d. Hal-hal yang harus
dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
·
Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik
· Tidak
memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan
pemecahan masalah
· Membiarkan
diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
· Membiarkan
peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik
pembicaraan
· Membiarkan
peserta didik tidak aktif
· Tidak
merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut
Part 2
Pendahuluan
Keberhasilan pengajaran selain didukung
oleh keaktifan siswa yang belajar, juga dipengaruhi oleh keterampilan guru
dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Berbagai jenis keterampilan
mengajar yang perlu diketahui oleh guru, salah satu jenis keterampilan mengajar
adalah keterampilan bertanya.
Setiap kegiatan belajar-mengajar hampir
tidak pernah lepas dari pertanyaan guru, dalam arti seseorang guru yang sedang
mengajar pasti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berapapun frekuensinya.
Oleh karena itu guru perlu memahami teknik-teknik (keterampilan bertanya) agar
pertanyaan mencapai sasaran yang tepat. Pertanyaan yang diajukan oleh guru
mempunyai beberapa maksud, antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa
agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan
umpan balik dan sebagainya. Guru dapat melontarkan pertanyaan tersebut kepada
siswa secara individual maupun kelompok. Adapun jenis pertanyaan yang diajukan
bervariasi dari pertanyaan tingkat rendah sampai pertanyaan dengan taraf
kesulitan yang tinggi. Klasifikasi pertanyaan tersebut bertitik tolak dari
taksonomi Bloom.
Seorang guru perlu mempelajarinya
dengan maksud agar dapat menganalisis keterampilan bertanya dan dapat
menggunakan dengan baik di depan kelas.
Secara lebih rinci lagi guru diharapkan
dapat:
1. menguraikan secara rasional
keterampilan bertanya
2. menunjukkan minimal lima hal yang
merupakan kebiasaan yang harus dihindari oleh guru
3. mengidentifikasi tipe-tipe
pertanyaan
4. menggunakan secara efektif variasi
pertanyaan
5. memberi contoh keterampilan bertanya
dasar
6. memberi contoh keterampilan bertanya
lanjut
7. memberi contoh untuk tiga jenjang
pertanyaan tingkat rendah
8. memberi contoh untuk tiga jenjang
pertanyaan tingkat tinggi
Pengertian, Fungsi, dan Tujuan
Pertanyaan Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
sering memberikan pertanyaan kepada siswa baik yang diajukan kepada seluruh
kelompok, kelompok kecil atau siswa secara individual. Hampir tidak ada suatu
kegiatan belajar mengajar tanpa satupun pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.
Menurut Borich yang dikutif oleh Cole dan Chan bahwa pertanyaan adalah ungkapan
verbal yang digunakan untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain. Pertanyaan
digunakan oleh guru untuk melihat pikiran dan tanggapan siswa secara benar
terhadap penjelasan guru. Disamping itu pertanyaan dapat mendorong siswa agar
mengajukan pendapat, mengajak siswa berpikir, untuk mendapatkan umpan balik,
jalan untuk meningkatkan pemahaman siswa dan sebagainya.
Cara yang digunakan oleh guru dalam
mengajukan pertanyaan, berpengaruh dalam hasil belajar dan cara berpikir siswa.
Cara yang mempunyai pengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan cara
yang tidak mudah. Pengajuan pertanyaan yang penu arti dan menarik, merupakan
tugas yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menguasai
keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan mengajar.
Fungsi pertanyaan guru adalah sebagai
alat mengajar. Pada umumnya guru menggunakan teknik bertanya sebagai alat
mengajar, walaupun sebagian besar dari pertanyaan yang diajukan masih berupa
pertanyaan ingatan belaka.
Dalam mengajukan pertanyaan guru
mempunyai maksud-maksud tertentu, yang antara guru satu dengan guru yang
lainnya bekum tentu tujuannya sama. Oleh karena itu jenis pertanyaan guru kalau
diinventarisasikan akan banyak sekali. Tujuan pertanyaan yang diajukan guru
antara lain mempunyai maksud sebagai berikut:
1. Memberikan batu loncatan (apersepsi)
sebelum memasuki pokok bahasan baru
2. Mengenai apa yang telah diketahui
siswa tentang pokok bahasan yang diajarkan
3. Memusatkan perhatian siswa pada
pokok bahasan yang sedang disajikan
4. Membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu siswa pada suatu pokok bahasan yang diajarkan
5. Mengenal kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa dalam menerima pelajaran
6. Mengembangkan cara belajar siswa
aktif
7. Mmberikan rangsangan pada para siswa
agar mereka berpikir kritis dan kreatif
8. Mendorong siswa untuk mengemukakan
pendapat
9. Mengajak para siswa untuk memecahkan
masalah
10. Memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk mengasimilasikan informasi
11. Untuk meninjau kembali apa yang
dijelaskan guru
12. Menguji dan mengukur hasil belajar
siswa dalam melaksanakan tugas
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa sebenarnya pertanyaan yang diajukan guru mempunyai maksud macam-macam.
Satu pertanyaan yang diajukan dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus pada
waktu yang sama. Kadang-kadang hal ini tidak disadari, baik oleh siswa maupun
oleh guru itu sendiri, sebab pertanyaan itu berkembang.
C. Penggunaan Keterampilan Bertanya
Dalam usaha mencapai tujuan di atas,
guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Kehangatan dan Keantusiasan
Kelas akan kelihatan hidup apabila guru
menunjukkan sikap yang antusias dan hangat. Sikap ini akan tampak pada gaya
guru, ekspresi wajah, suara serta gerakan badan yang dapat mempengaruhi suasana
kelas gembira dan akrab. Guru yang membawa persoalan dari rumah ke sekolah dan
terbawa pada saat saat ia mengajar, akan menunjukkan sikap yang murung dan
tidak gairah mengajar. Akibatnya suasana kelas akan terpengaruh juga oleh sikap
guru yang kurang bergairah ini. Siswa akan enggan berpartisipasi karena melihat
sikap guru yang murung dan kemungkinan besar menjadi cepat marah. Sikap ini
harus dihindari. Betapapun beratnya persoalan dihadapi guru, di depan kelas ia
harus bersikap wajar jangan perlihatkan sikap murung, sedih atau
bersungut-sungut. Sikap hangat dan antusias ditunjukkan dalam mengajukan
pertanyaan maupun menerima jawaban dari siswa.
2.
Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari
Dalam mengajukan pertanyaan ada
beberapa hal yang perlu dihindari, ialah:
a. mengulangi pertanyaan sendiri
b. mengulangi jawaban siswa
c. menjawab pertanyaan sendiri
d. pertanyaan yang menjawab jawaban
serentak
e. pertanyaan ganda
f. menunjuk siswa tertentu sebelum
memberikan pertanyaan
D. Keterampilan Bertanya Dasar dan
Lanjut
Pertanyaan guru ada yang hanya meminta
siswa untuk mengingat kembali fakta atau informasi yang telah diterima, tetapi
ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat berpikir yang lebih tinggi dari
siswa. Oleh karena itu dalam mempelajari keterampilan bertanya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1.
Keterampilan bertanya dasar
Untuk dapat mencapai tujuan penggunaan
pertanyaan di dalam kelas, guru perlu memahami komponen-komponen keterampilan
bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai komponen-komponen sebagai
berikut:
a. pengajuan pertanyaan secara jelas
dan singkat
b. pemberian acuan
c. pemusatan
d. pemindahan giliran
e. penyebaran
f. pemberian waktu berpikir
g. sambutan yang hangat dan antusias
h. pemberian tuntunan
2.
Keterampilan bertanya lanjut
Penguasaan komponen bertanya lanjut,
juga berlandaskan pengusaan komponen bertanya dasar, oleh karena itu semua
komponen bertanya dasar juga masih dipakai dalam menerapkan keterampilan bertanya
lanjut.
a. Penggunaan keterampilan bertanya
lanjut:
Dalam menerapkan keterampilan bertanya
lanjut, ada kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya yang belum dapat dijangkau
oleh keterampilan bertanya dasar ialah usaha siswa untuk mengembangkan
kemampuan mengatasi masalah serta berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu penggunaannya meliputi:
· Mengembangkan kemampuan menemukan, mengorganisasi dan
melalui informasi yang diperoleh
· Meningkatkan kemampuan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan
berdasarkan informasi yang lengkap dan relevan
· Mendorong siswa mengembangkan ide-ide serta mengemukakannya
kepada kelompok secara timbal balik
· Memberi kesempatan-kesempatan siswa memperoleh keberhasilan
yang lebih daripada biasanya
b. Komponen-komponen keterampilan
bertanya lanjut
· Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan
· Penagaturan urutan pertanyaan
· Penggunaan pertanyaan pelacak
· Peningkatan terjadinya interaksi
3.
Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
Pada uraian di atas telah disinggung
bahwa pertanyaan yang hanya menuntut siswa mengingat kembali fakta/informasi
yang telah diterima, namun ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat berpikir
yang lebih tinggi. Untuk memudahkan anda dalam membuat pertanyaan, taksonomi
Bloom dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan pertanyaan.
Sebelumnya perlu anda ketahui bahwa taksonomi Bloom merupakan salah satu cara
yang dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga
diterapkan untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga
ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawan-kawan dalam taksonomi tersebut
ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang menyangkut aspek
sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini,
kita gunakan domein yang pertama ialah kognitif oleh karena seseorang yang
bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk domein
kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses
berpikir yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
a.
Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1) pengetahuan (knowledge)
2) pemahaman (comprehension)
3) penerapan (application)
b.
Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) analisis (analysis)
2) sintesis (synthesis)
3) evaluasi (evaluation)
Dari keenam tingkatan tersebut secara
berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
a.
Pertanyaan pengetahuan (knowledge)
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan
penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya menuntut siswa untuk dapat
mngungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian, definisi dan
sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk
pertanyaan pengetahuan ini antara lain:
Apa?
|
Sebutkan!
|
Berilah nama!
|
Siapa?
|
Ingatlah istilah!
|
Golongkan!
|
Bilamana?
|
Kemukakan definisi!
|
|
Di mana?
|
Pasangkan!
|
|
b.
Pertanyaan pemahaman (comprehension)
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan
bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu
berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang
dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Jadi pada tingkat ini
siswa sudah tidak lagi mengingat dan mengahfal informasi yang diperoleh,
melainkan harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.
Bentuk pertanyaan jenis ini adalah:
1) Memberkan penjelasan dengan
kata-kata sendiri
2) Menyatakan ide-ide pokok tentang
sesuatu dengan kata-kata sendiri
3) Membedakan atau membandingkan
4) Menerangkan dengan grafik
5) Mengubah bahan dari bentuk yang satu
ke dalam bentuk lain
Untuk pertanyaan pemahaman perlu diigat
bahwa informasi atau bahan pelajaran harus sudah diberikan/diajarkan kepada
siswa, sehingga waktu guru memberikan pertanyaan yang maksudnya untuk
mengetahui apakah informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa, mereka
sudah mempunyai bahan untuk menjawab.
Berapa kata yang dapat digunakan untuk
pertanyaan pemahaman adalah:
Bedakanlah
|
Terjemahkan
|
Terangkan
|
Ubahlah
|
Simpulkan
|
Berilah contoh
|
Bandingkanlah
|
Berikan interpretasi
|
Jelaskan dengan kata-katamu sendiri
|
|
c.
Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Kalau pada tingkat lebih rendah siswa
hanya diminta mengingat kembali, kemudian setelah memahami sesuatu pelajaran ia
dapat mengungkapakan kembali yang telah dipelajari, maka kecakapan itu harus
diingatkan lagi. Siswa harus dapat menggunakan informasi yang telah dipelajari
itu untuk diterpkan pada suatu atau pada kehidupan sehari-hari. Pada tingkat
ini, yang dimaksud dengan pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan
yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh
seelumnya.
Disini siswa dihadapkan pada pemecahan
masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya.
Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipeajari
sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap
masalah itu.
Beberapa kata yang sering digunakan
untuk pertanyaan penerapan adalah:
Guankanlah
|
Carilah hubungan
|
Tunjukkanlah
|
Tuliskan suatu contoh
|
Demonstrasikan
|
Siapkanlah
|
Buatlah sesuatu
|
Klasifikasikanlah
|
d.
Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang
pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut
siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang
baru untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan
sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu
generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena
itu pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar,
melainkan berbagai alternatif. Siswa tidak lagi hanya mengahafal atau
mengingat-ingat apakah yang telah dipelajari melainkan dituntut pemikiran
kritis. Guru harus waspada dengan jawaban siswa, mungkin jawaban itu hanya
diperoleh dari bagian bab dalam buku teks dan bukan hasil pemikirannya.
Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai
berikut:
1) Menguraikan alasan atau sebab-sebab
dari suatu kejadian
2) Mempertimbangkan dan menganalisis
inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu kesimpulan atau generalisasi
berdasarkan informasi
3) Menganalisis kesimpulan atau
generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau menyangkal
kesimpulan/generalisasi itu
Dengan pertanyaan analisis dituntut
kemampuan untuk meraikan suatu generalisasi ke dalam unsur-unsur atau
komponen-komponen sehingga ide-ide itu dapat dimengerti dengan jelas. Kata-kata
yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah:
· Analisislah………….
· Kemukakan bukti-bukti………..
· Mengapa……….
· Identifikasikan…………..
· Tunjukkanlah sebabnya……….
· Berilah alasan-alasan……….
e.
Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan
tingakta tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif. Dengan
pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau
unsur-unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk mendakan
induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil suatu kesimpulan atau
generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir
dengan sunguh-sunguh. Jenis pertanyaan ini akan dapat meningkatkan kreativitas
serta daya penalaran siswa. Pertanyaan sintesis ini dapat berbentuk:
1) Pertanyaan yang meminta siswa
mengadakan prediksi atau membuat ramalan
2) Pertanyaan yang diminta siswa
mengungkapkan ide dan mengahasilkan komunikasi orisinil
3) Pertanyaan yang menuntut pemecahan
masalah
Dengan jenis pertanyaan ini, guru dapat
membantu siswa untuk mengembangkan daya kreasinya. Berikut ini adalah kata-kata
yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:
Ramalkanlah…….
|
Tulislah…….
|
Bentuk….
|
Bagaimana kita dapat memecahkan….
|
Ciptakanlah…..
|
Apa yang terjadi seaindainya…
|
Susunlah….
|
Bagaimana kita dapat memperbaiki….
|
Rancanglah….
|
Kembangkan…..
|
f.
Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir
yang paling tinggi, karena pekerjaan menialai hanya mungkin dilakukan dengan
baik bila fungsi-fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan sampai dengan
sintesis telah dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai
ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus
digunakan kriteria-kriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau
nilai-nilai yang dipilih oleh siswa sendiri.
Dalam pertanyaan evaluasi adanya
standar atau kriteria pengukuran merupakan sesuatu yang mutlak. Penggunaan
standar atau kriteria yang berbeda akan mengakibatkan jawaban yang berbeda
pula. Tetapi dalam mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang berbeda
tersebut memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap
siswa, berarti bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain. Pertanyaan
evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) pertanyaan yang meminta siswa
memberikan pendapat tentang berbagai persoalan
2) pertanyaan yang menilai suatu ide
3) pertanyaan yang meminta siswa
menetapkan suatu cara pemecahan masalah
4) pertanyaan yang meminta siswa
menetapkan karya seni terbaik
Dari pertanyaan di atas kita dapat
melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia mempunya kriteria tertentu.
Mereka harus menilai sejauh mana sesuatu itu memenuhi kriteria, baik yang
menggunakan standar objektif maupun nilai yang bersifat pribadi. Kadang-kadang
siswa mempunyai pandangan yang berbeda, oleh karena itu perlu didukung oleh
alasan-alasan atau argumentasi tertentu. Dengan demikian siswa akan belajar
menggunakan penalaran tingkat tinggi.
Kata-kata yang sering digunakan untuk
pertanyaan ini ialah:
· Berilah pendapat…..
· Alternatif mana yang lebih baik….
· Setujukah anda…..
· Kritiklah….
· Berilah alasan…
· Nilailah…..
· Bandingkan…..
· Bedakanlah…….
Kata-kata Kunci:
Keterampilan bertanya dasar
|
Pertanyaan penerapan (application)
|
Keterampilan bertanya lanjut
|
Pertanyaan analisis (analysis)
|
Pertanyaan pengetahuan (knowledge)
|
Pertanyaan sintesis (synthesis)
|
Pertanyaan pemahaman (comprehension)
|
Pertanyaan evaluasi (evaluation)
|
Rangkuman
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar,
guru tidak dapat lepas dari penggunaan teknik bertanya. Oleh karena itu fungsi
pertanyaan adalah sebagai alat mengajar. Pertanyaan yang diajukan guru
mempunyai tujuan bermacam-macam, satu pertanyaan yang diajukan dapat sekaligus
mencapai beberapa tujuan. Dalam menggunakan pertanyaan guru harus menunjukkan
sikap yang antusias sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih bergairah
belajar.
Berkaitan tentang bagaimana
meningkatkan cara bertanya dan cara menjawab. Taktik-taktik telah diperkenalkan
supaya pertanyaan-pertanyaan anda lebih bagus dan tepat, anda harus menggunakan
dan menganalisis berbagai kategori pertanyaan dan bagaimana siswa anda menjawab
pertanyaan. Unit ini menggalakan, memberikan dan mengatur bagaimana bertanya
secara keseluruhan yang memerlukan latihan yang intensif
Daftar Pustaka
Brown, George. Micro Teaching: A Programme of Teaching
Skills. New York: Metheuen Inc., 1984
Cole, G. Peter and Lorna K.S. Chan. Teaching Principles
and Practice. New York: Prentice Hall, 1990
Jacobsen, David, Paul Eggen and Donald Kauchak. Methods
for Teaching: A Skills Approach. Ohio: Merril Publishing Company, 1989
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar
Menagajar. Jakarta: UT, 1999
Part 3
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Oleh Afwan Tarihoran, M.Pd.
Mengajar merupakan penyampaikan
informasi atau pengetahuan oleh seseorang guru kepada peserta didik. Menurut
pengertian ini berarti tujuan siswa belajar adalah untuk mendapatkan atau
mengusai pengetahuan. Sebagai pengertian semacam ini dapat membuat siswa
menjadi passif karena hanya menerima informasi atau pengetahuan. Sardiman
(2007:48) dalam pengertian yang lebih menjelaskan bahwa mengajar diartikan
sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan
sebaik-bauknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar. Atau mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk
berlansungnya kegiatan belajar bagi siswa.
Pengajaran di dalam kelas memposisikan
guru pada suatu tempat yang sangat penting, karena gurulah yang memulai
pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran setiap interaksi yang diciptakanya
yang diciptakannya. Untuk dapat melaksanakan pengajaran dengan baik membutuhkan
keterampilan dalam melaksanakannya yang kita sebut sebagai keterampilan dasar
mengajar. Seorang guru / calon guru guru profesional tentu harus memiliki
kemampuan dalam arti memiliki keterampilan dasar mengajar.
Sanjaya (2006:155) menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang
harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Beberapa
keterampilan dasar mengajar yang dapat digunakan guru selama proses belajar
mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan.
1. Ketrampilan Dasar Bertanya
Pertanyaan dalam interaksi belajar
mengajar merupakan hal yang sangat penting karena dapat menjadi perangsang bagi
siswa untuk giat berpikir dan belajar, membangkitkan pengertian baru. Guru
dapat menyelidiki pengetahuan siswa, mendorong pengetahuan dalam situasi lain,
mengarahkan dan menarik perhatian siswa, mengubah pendirian, atau prasangka
yang keliru. Keterampilan bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon
dari pserta didik. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai
dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar
mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.
Dampak positif dari pertanyaan
yang baik terhadap siswa (Sanjaya, 2006:157) diantaranya adalah:
a. Dapat meningkatkan
partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
b. Dapat membangkitkan
kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakekatnya bertanya
c. Dapat membangkitkan rasa
ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
d. Memusatkan siswa pada
masalah yang dibahas
Selanjutnya Sardiman (2007:214)
menyatakan suatu pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kalimat singkat
dan jelas
2) Tujuan jelas tidak
terlalu umum dan luas
3) Setiap pertanyaan
hanya untuk satu masalah
4) Mendorong anak
untuk berpikir (kecuali kalua tujuannya sekedar melatih mengingat-ingat fakta).
5) Jawaban yang
diharapkan bukan hanya sekedar ya atau tidak
6) Tidak menimbulkan
tafsiran ganda
Seorang guru dalam mengajukan pertanyaan
harus memperhatikan beberapa komponen. Komponen-komponen yang di maksud yaitu:
pengungkapan pertanyaan harus jelas dan singkat, pemberian acuan sebelum
memberikan pertanyaan, pemindah giliran, penyebaran untuk melibatkan
sebanyak-banyak di dalam pelajaran, pemberian waktu berpikir, pemberian
tuntunan dan menutup pertanyaan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang yang telah dipelajari siswa dan untuk mengetahui tingkat pencapaian
siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari.
Pertanyaan yang diajukan banyak
jenisnya, Sanjaya (2006:158) menjelaskan jika dilihat dari maksud pertanya
terdiri dari pertanyaan permintaan, pertanyaan retoris, pertanyaan mengarahkan
atau menuntun dan pertanyaan menggali. Pertanyaan dilihat dari tingkat kesulitan
jawaban yang diharapkan terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan
tingkat tinggi. Pertanyaan berdasarkan tingkat kesulitan jawaban dari yang
rendah sampai kepada tingkat tinggi yaitu pertanyaan pengetahuan yang merupakan
pertanyaan yang paling rendah. Pertanyaan pemahaman, merupakan pertanyaan yang
lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan pengetahuan. Selanjutnya pertanyaan
aplikatif, pertanyaan analisis, pertanyaan sistesis dan pertanyaan evalusi.
Selanjutnya akan dijelaskan jenis
pertanyaan jika dilihat dari maksudnya. Pertanyaan ini terdiri dari
a. Pertanyaan
permintaan yaitu pertanyaan yang mengandung unsur suruhan dengan harapan agar
siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh kerena itu pertanyaan tidak
mengharapkan jawaban dari siswa akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan
dari siswa
b. Pertanyaan retoris
yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa akan tetapi kita
sendiri yang menjawabnya
c. Pertanyaan
mengarahkan atau menuntun adalah pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun
proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan
jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya
d. Pertanyaan
menggali adalah pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat
menambah kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis pertanyaan ini sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa
Beberapa saran dalam teknik bertanya
atau menerima jawaban dari pertanyaan yang diajukan adalah: tunjukkan
keantusiasan dan kehangatan, berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk
berpikir, atur lalu lintas bertanya jawab, hindari pertanyaan ganda. Disamping
itu perlu pula diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pertanyaan agar
mampu menjadi alat dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Oleh karena itu berikan pertanyaan secara berjenjang.
Maksudnya berikan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah ke
pertanyaan tingkat tinggi. Selanjutnya gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk
melajak.
2. Ketrampilan Dasar Memberikan
Penguatan
Penguatan adalah segala bentuk
respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai
atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan
bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina
tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri
dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh
mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan
sistematis.
Sanjaya (2006:164) menjelaskan terdapat
dua jenis penguatan yakni penguatan verbal adalah penguatan diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian baik kata-kata pujian dan kata-kata
penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa akan merasa
tersanjung dan berbesar hati sehingga ia akan mersa puas dan lebih aktif
belajar. Penguatan non-verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan
bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju, menggelengkan
kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengankat pundak dan lain
sebagainya.
Jenis penguatan non-verbal ini
secara lebih rinci dijelaskan Sabri (2007) terdapat 5 jenis penguatan yaitu
penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan dan penguatan dengan simbol atau
benda.
Penguatan dapat dilakukan kepada
pribadi tertentu dan kepada kelompok. Penguatan harus jelas kepada siapa
penguatan itu ditujukan, jika tidak penguatan yang diberikan kurang efektif.
Oleh karena itu sebelum penguatan diberikan terlebih dahulu menyebut nama siswa
yang bersangkutan. Jika diberikan kepada kelompok harus jelas kepada kelompok
mana diberikan.
Terdapat beberapa hal yang harus
mendapat perhatian dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat
meningkatkan motivasi pembelajaran. Sanjaya (2006) mengemukan 4
teknik dalam memberikan penguatan yaitu:
a. Kehangatan dan
keantusiasan
b. Kebermaknaan
c. Gunakan penguatan
yang bervariasi
d. Berikan penguatan
dengan segera
3. Ketrampilan Dasar Mengadakan Variasi
Variasi merupakan suatu kegiatan guru
dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi
kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar
mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran. Asmani
(2010:29) menjelaskan keterampilan mengunakan variasi diartikan sebagai
perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi
kebosanan peserta didik. Untuk menghindari kebosanan dalam proses pembelajaran,
guru perlu memiliki keterampilan stimulus sebagaimana dijelaskan Sanjaya
(2006:166) bahwa variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar
iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa
menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif
dalam setiap langkah pembelajaran.
Sabri (2007:95) mengemukakan tiga
komponen keterampilan mengadakan variasi yaitu variasi dalam mengejar, variasi
dalam mengunakan media dan variasi pola intekasi kegiatan siswa. Senada dengan
Sabri, menurut Sanjaya (2006:166) minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang
dapat dilakukan guru yaitu: a) variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan
proses pembelajaran; b) variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
dan c) variasi dalam melakukan pola interaksi
a. Variasi dalam mengajar
1. Penggunaan variasi
suara (Teacher Voice): variasi suara adalah perubahan suara keras
menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari
gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata
tertentu
2. Pemusatan
perhatian siswa (Focusing): memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang
dianggap dapat dilakukan guru
3. Kesenyapan atau
kebisuan guru (Tacher Silence): adanya kesenyapan, kebisuan atau
selingan diam yang tiba-tiba dan sengaja selagi guru merupakan sesuatu
merupakan alat untuk menarik perhatian siswa
4. Mengadakan kontak
pandangdan gerak (Eye Contact and Movement): bila guru sedang bicara
atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas
dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan intim dengan
mereka.
5. Gerak guru
(Teacher Movement): gerakan-gerakan guru dalam kelas dapat menjadi daya tarik
tersendiri untuk merebut perhatian siswa. Guru harus terampil mengekspresikan
wajah sesuai dengan pesan yang disampaikan.
b. Variasi dalam penggunaan
media
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Agar proses komunikasi berjalan dengan efektif sehingga pesan dapat disampaikan
secara utuh. Untuk kepentingan tersebut guru perlu menggunakan variasi dalam
pengunaan media atau alat pembelajaran. Secara umum ada tiga bentuk media
yaitu: media yang dapat di dengar, dapat dilihat dan dapat diraba. Guru perlu
menggunakan variasi media untuk mempertinggi perhatian siswa.
Variasi penggunaan media dan alat
pembelajaran dapat dilakukan dengan mengunakan:
a. Variasi media yang
dapat dilihat seperti menggunakan gambar, slide, foto, bagan dan lain-lain
b. Variasi alat atau
media yang dapat di dengar seperti penggunaan radio, musik, deklamasi, puisi
dan lain-lain
c. Varia alat atau
media yang dapat diraba, dimanipulasi dan dapat digerakkan. Dengan media
semacam ini akan dapat menarik perhatian siswa.
c. Variasi pola interaksi
kegiatan siswa
Sudah dipahami bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber-sumber
belajar. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan
kesempatan yang luas kepada siswa untuk berinteraksi. Oleh karena itu guru
perlu melakukan variasi pola interaksi.
Terdapat 3 pola interaksi dalam proses
pembelajaran yaitu pola interaksi satu arah (guru→ siwa), pola interaksi dua
arah (guru → siwa → guru) dan pola interaksi multi arah (guru → siswa→siswa
→guru). Dengan variasi pola interaksi ini agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejemuan, serta menghidupkan suasa kelas guna keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran
4. Ketrampilan Dasar Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Adapun tujuan memberikan penjelasan sebagaimana dijelaska Sabri (2007:88)
adalah:
a. Membimbing siswa untuk
dapat memahami hukum, dalil, fakta, defenisi dan prinsip secara obyektif dan
bernalar
b. Melibatkan siswa untuk
berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
c. Untuk mendapatkan
balikan dari murid mengenai tingkat pemahaman dan untuk mengatasi kesalahan
mereka
d. Membimbing murid untuk
menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti pemecahan
Terdapat beberapa alasan keterampilan
menjelas bagi seorang guru, pertama meningkatkan keefektifan pembicaraan
agar benar-benar merupakan penjelasan yang yang bermakna bagi siswa karena
pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada oleh siswa. Kedua
penjelasan yang diberikan guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswa, hanya
jelas bagi guru. Alasan ketiga adalah tidak semua peserta didik dapat
menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber belajar lain, oleh karena
itu guru membantu menjelaskan hal-hal tertentu yang kurang jelas bagi peserta
didik. Keempat adalah kurangnya sumber yang tersedia yang dapat
dimanfaatkan murid dalam belajar. Dalam hal ini guru membantu siswa dengan cara
memberikan informasi secara lisan yang sesuai dengan materi pelajaran.
Secara garis besar komponen-komponen
ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu: Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian
suatu penjelasan.
Penyajian suatu penjelasan dapat
ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penjelasan
hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa
b. Pengunaan contoh
ilustrasi: dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang
ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa
c. Pemberian tekanan:
dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada
masalah pokok.
d. Peggunaan balikan:
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau
tidak mengerti ketika penjelasan diberikan.
5. Ketrampilan Dasar Membuka dan
Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (Sabri, 2007:99)
adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sanjaya (2006:171) membuka
pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mentalnya
maupun perhatiannya terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga
akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dari kedua pengertian di atas membuka
pelajaran merupakan persiapan mental dan pemusatan perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian tujuan membuka pelajaran
adalah penyiapan mental siswa, menimbulkan minat serta pemusatan perhatian
siswa terhadap kegiatan proses belajar mengajar atau materi yang akan
dipelajari. Terdapat beberapa komponen dalam membuka pelajaran:
a. Menarik perhatian
siswa yang dapat dilakukan dengan gaya mengajar, penggunaan alat bantu
pelajaran, pola interaksi yang bervariasi
b. Menimbulkan
motivasi yang dapat dilakukan dengan cara kehangatan dan keantusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan.
c. Memberikan acuan
yang dilakukan dengan berbagai usaha: mengemukakan tujuan pembelajaran,
menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, meningatkan masalah pokok,
mengajukan pertanyaan
d. Membuat kaitan
atau hubungan diantara materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan
pengetahuan yang telah diketahui siswa.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar
mengajar. Sanjaya (2006:173) menjelaskan menutup pelajaran dapat diantikan
sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa
serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat
keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan
dengan cara 1) meninjau kembali penguasaan inti pembelajaran dengan
merangkum atau membuat ringkasan, 2) mengevaluasi yang dapat dilakukan dengan
cara mendemonstrasikan keterampilan, memberikan soal tertulis dan 3) memberikan
tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan pada materi pelajaran
yang telah dibahas, memberikan PR, melakukan perbaikan.
6. Ketrampilan Dasar Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses
yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
ketrampilan berbahasa.
Beberapa keterampilan yang harus
dimiliki guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil (Sabri, 2007:91) adalah:
1. Memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2. Memperluas masalah
3. Menganalisis
pandangan siswa
4. Meningkatkan cara
berpikir
5. Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi, dan
6. Menutup diskusi
Hal-hal yang harus dihindari guru dalam
melakukan bimbingan diskusi kelompok kecil adalah: mendominasi diskusi sehingga
siswa tidak diberi kesempatan, membiarkan siswa tertentu memopoli diskusi,
membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi, membiarkan siswa enggan
berpartisipasi, tidak memperjelas masalah diskusi.
7. Ketrampilan Dasar Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam
melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
Sabri (2007:87) mengemukakan beberapa
prinsip penggunaak keterampilan dasar dalam mengelola kelas yaitu kehangatan
dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluesan, penekanan pada hal-hal yang
positif dan penanaman disiplin diri. Dalam melakukan pengelolaan kelas Sanjaya
(2006:175) mengemukan beberapa teknik mengelola kelas yaitu penciptaan kondisi
yang optimal, menunjukkan sikap tanggap,memusatkan perhatian, memberikan
petunjuk dan tujuan yang jelas serta memberi teguran dan penguatan
Dalam prosen belajar mengajar guru
harus mampu mengendalikan iklim pembelaran. Pengendalian iklim pembelajaran
dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki kondisi belajar mengajar. Apabila guru
sudah merasa kesulitan dalam mengendalikan iklim pembelajaran guru dapat bekerja
sama dengan guru bimbingan konseling atau mungkin dengan kepala sekolah.
8. Ketrampilan Dasar Mengajar Kelompok
Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini
ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok
kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Beberapa komponen ketrampilan dasar
yang harus dimiliki guru (Sabri, 2007:103) adalah adalah: keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar serta ketrampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan
ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk
mahasiswa calon guru/guru sehingga mampu melakukan pembelajaran dengan baik.
Ketrampilan mengajar secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan
(feed back) pada Micro Teaching. Keterampilan itulah yang
sepantasnya dapat membedakan mana guru yang profesional dan mana yang bukan
guru. Keterampilan dasar ini sangat penting untuk dikuasai oleh seorang guru,
sebab strategi dan model pembelajaran apapun yang digunakan efektivitasnya
sangat ditentukan oleh keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani Jamal Ma’mur, 2010. Micro
Teaching dan Team Teaching, Jogjakarta, Diva Pres
A.M. Sardiman, 2007. Interaksi
Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada
Sabri Ahmad, 2007. Strategi Belajar
Mengajar Micro Teaching, Jakarta, Quantum Teaching
Sanjaya Wina, 2006. Pembelajaran
dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana Pranada
Media Group.
Part 4
A.Latar
Belakang Masalah
Dalam
latar belakang masalah ini terdapat masalah –masalah yaitu seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mrngajar,
hal ini sangatlah penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional
telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar
mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang
dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan
bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
B.Identifikasi
Masalah
Pada identifikasi
masalah telah dibahas tentang
1.Apakah
pengertian ketrampilan dasar mengajar?
2.Apakah
pengertian jenis – jenis ketrampilan dasar mengajar?
3.Apakah
pengertian komponen – komponen ketrampilan dasar mengajar?
C.Batasan –
batasan masalah
Dalam makalah ini hanya dibatasi tentang
1.Pengertian
ketrampilan dasar mengajar
2.Pengertian jenis
– jenis ketrampilan dasar mengajar
3.Pengrtian
Komponen – komponen ketrampilan dasar mengajar
D.Perumusan
masalah
1.Apakah
pengertian ketrampilan dasar mengajar?
2.Apakah
pengertian jenis – jenis ketrampilan dasar mengaajar?
3.Apakah
pengertian komponen – komponen ketrampilan dasar mengajar?
E.Tujuan masalah
1.Untuk mengetahui
pengertian ketrampilan dasar mengajar
2.Untuk mengetahui
pengertian jenis – jenis ktrampilan dasar mengajar
3.Untuk mengetahui
komponen – komponen ketrampilan dasar mengajar
F.Manfaat masalah
Manfaat dalam makalah yang telah dibuat yaitu bermanfaat untuk mempermudah
mahasiswa lebih memahami lagi tentang pengertian ketrampilan dasar
mengajar,jenis – jenis ketrampilan dasar mengajar,dan kommponen – komponen
ketrampilan dasar mengajar
KAJIAN TEORI
A.Pengertian
ketrampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar
mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian
keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan
atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar
dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada
dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1.
Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2.
Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)
Keterampilan dasar
mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih
dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja,
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
Pada kenyataannya
dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan
mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini. Keterampilan
dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro dengan menggunakan
perangkat Sydney Micro Skills (1973).
B.Jenis – jenis
ketrampilan dasar mengajar
Jenis-jenis
Keterampilan Dasar Mengajar adalah :
1.
Keterampilan Bertanya
2.
Keterampilan Memberi Penguatan
3.
Keterampilan Mengadakan variasi
4.
Keterampilan Menjelaskan
5.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6.
Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7.
Keterampilan Mengelola Kelas
8.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1. Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru
memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan.
Guru harus mampu
memancing minat siswa melalui pertanyaan – pertanyaan cerdas, menarik, dan
memiliki bobot nilai belajar di dalamnya. Namun guru juga harus mengatur
pertanyaannya agar masih dalam konteks pembelajaran yang akan disajikan agar
tidak terlalu melebar dari pembahasan selanjutnya.
Keterampilan bertanya bertujuan untuk
memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang
menuntut respon siswa.
Tujuan-tujuan dalam memberikan
pertanyaan tersebut adalah:
1.
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2.
Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3.
Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4.
Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6.
Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7.
Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8.
Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
C.Komponen –
komponen keterampilan dasar mengajar
Komponen-komponennya yaitu:
1.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2.
Pemberian Acuan
3.
Pemusatan
4.
Pemindahan Giliran
5.
Penyebaran
6.
Pemberian waktu berfikir
7.
Pemberian Tuntunan
2. Keterampilan Memberi
Penguatan
Penguatan adalah
suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan adalah
suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penguatan bertujuan
untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang
dan meningkatkan motivasi belajar dan membina perilaku yang produktif.
Dalam pembelajaran,
siswa sangat membutuhkan dorongan semangat untuk terus belajar dan manjadikan
siswa haus akan ilmu. Karena itu, perlu adanya penguatan dari pihak yang aktif
terlibat dalam pembelajaran di kelas yaitu guru. Dengan demikian siswa akan
merasa makin terpacu untuk belajar.
Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan
adalah:
1.
Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata atau
kalimat.
2.
Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati, memberi
sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol atau benda
maupun penguatan tak penuh sepertI “yah, jawabanmu
sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan”
3. Keterampilan Mengadakan
Variasi
Variasi dalam
kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam pengajaran
yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya mengajar,
variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam pola
interaksi dalam kelas.
Agar siswa tidak
mudah merasa bosan dengan pembelajaran di sekolah, guru harus senantiasa
mengadakan inovasi dan variasi dalam KBM(kegiatan belajar mengajar). Jangan
sampai menggunakan metode yang sama di setiap pembelajaran, karena akan
berakibat bosannya siswa hingga mereka akan kehilangan minat belajar.
tujuan mengadakan variasi adalah :
- meningkatkan motivasi peserta didik
- mengurangi kejenuhan dan kebosanan
3. menghilangkan
kejemuan dalam mengikuti proses belajar
4. mempertahankan kondisi
optimal belajar
Komponennya
adalah:
a.
Variasi dalam Gaya Mengajar:
1.
Penggunaan variasi suara
2.
Pemusatan perhatian
3.
Kesenyapan
4.
Mengadakan kontak pandang
5.
Gerakan badan dan mimic
6.
Pergantian posisi guru dalam kelas
b.
Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
1.
Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat
2.
Variasi alat yang dapat didengar
3.
Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi
c.
Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
4. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang
bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan
yang belum diketahui.
tujuan keterampilan menjelaskan adalah
:
- membimbing peserta didik memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
- membimbing peserta didik menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar.
- melibatkan peserta didik untuk berfikir
- mendapatkan balikan mengenai pemahaman peserta didik
- menolong peserta didik menghayati berbagai proses penalaran
Komponen-komponen
Keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan:
1.
Isi pesan (materi)
2.
Penerima pesan (siswa)
b. Menyajikan suatu penjelasan
1.
Kejelasan
2.
Penggunaan contoh dan ilustrasi
3.
Pemberian tekanan
5. Keterampilan Membuka dan
Menutup Pelajaran
Yang dimaksud dengan
keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatian
pada apa yang dipelajari.
Yang dimaksud dengan
menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
a.
Komponen Membuka
1.
Menarik perhatian siswa
2.
Menimbulkan motivasi
3.
Memberikan acuan
4.
Membuat kaitan
b. Komponen Menutup
1.
Meninjau kembali
2.
Mengevaluasi
6. Keterampilan Memimpin
Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok
adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi
kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.
Komponen Keterampilan:
1.
Memusatkan perhatian
2.
Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3.
Menganalisa pandangan siswa
4.
Meningkatkan urunan siswa
5.
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6.
Menutup diskusi
Hal-hal yang perlu
dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif
dalam pembelajaran adalah:
1.
Pembentukan kelompok secara tepat
2.
Memberikan topik yang sesuai
3.
Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat
berpartisipasi secara aktif.
7.
Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal.
a. Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal Meliputi:
1.
Menunjukkan sikap tanggap
2.
Membagi perhatian
3.
Memusatkan perhatian kelompok
4.
Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5.
Menegur
6.
Memberi penguatan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan
pengembalian kondisi belajar yang optimal meliputi:
1.
Modifikasi tingkah laku
2.
Pengelolaan kelompok
3.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
8. Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan
Terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa, maupun
antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan
Komponen Keterampilan:
1.
Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
2.
Keterampilan Mengorganisasikan
3.
Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
4.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Selain beberapa
komponen keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, guru juga harus
kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai
berikut;
1.
Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2.
Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3.
Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik
sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakatnya.
4.
Pemberi sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5.
Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab kepada peserta didik.
6.
Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturrahmi dengan orang lain.
7.
Mengembangkan kreativitas peserta didik.
Dengan memiliki
beberapa keterampilan mengajar yang telah diuraikan di atas diharapkan guru
tidak lagi menjadi figur yang menakutkan bagi peserta didiknya, sehingga
peserta didik akan senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada dalam
proses pembelajaran dan akan senantiasa memiliki motivasi yang tinggi untuk
mengikuti pembelajaran.
A.
Kesimpulan
Keterampilan dasar
mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991).
Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar
adalah :
1.
Keterampilan Bertanya
2.
Keterampilan Memberi Penguatan
3.
Keterampilan Mengadakan variasi
4.
Keterampilan Menjelaskan
5.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6.
Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7.
Keterampilan Mengelola Kelas
Part 5
Delapan
Kompetensi Dasar Mengajar
Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan
yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar
mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses
belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok
kecil dan perseorangan.
1. Ketrampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah
bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik
dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan
yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari :
Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical
question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan
pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi
Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application
question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question).
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan
pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari
kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa,
mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan
ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat
tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam
golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya
dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.
Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar
yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran,
Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan
dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar
dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas
landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya
lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan
susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan
pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons,
apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau
mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan
untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina
tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri
dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh
mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan
sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan
dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan,
penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan
penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan
tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respons yang negatif.
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa
sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : - Variasi dalam cara
mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan
perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence),
mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan
mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam
kelas dan gerak guru ( teachers movement). - Variasi dalam penggunaan media dan
alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan
dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan
diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :
variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau
bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat
diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan
diraba (audio visual aids). - Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola
interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka
ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar
komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan,
hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum,
rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan
penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan.
5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah
usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek
yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure)
ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau
kegiatan belajar mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik
perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha,
dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan
inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan
mengevaluasi.
6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
7. Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat
prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas,
yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang
untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan
guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang
lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan
membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar
yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru
sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu
mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara
terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan
tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat
memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif
dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang
paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar
proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa
bertanya.
Daftar Pustaka
Fareid Wadjdi, Praktik Mengajar “modul Diklat Calon
Widyaiswaraâ€Â. Jakarta; LAN, 2005 ___________, Pedoman Microteaching.
Jakarta: UNJ; 2007 Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja
Rosdakarya Baru Bandung: 1990.
Part 6
Competent
Standard:
Menguasai pengetahuan tentang
ketrampilan mengajar, menguasai materi ajar, menyusun rencana pembelajaran
berbasis kebutuhan siswa dan potensi lingkungan, dan melaksanakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa,
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Pertemuan
|
Kemampuan
Akhir
|
Materi
|
Pertemuan
|
Kemampuan
Akhir
|
Materi
|
|
Deskripsi mata
kuliah dan sisten perkuliahan
Kompetensi Guru
Profesional
|
|
Menguasai
keterampilan membuka pelajaran
|
Keterampilan
membuka pelajaran
a. Tujuan membuka pelajaran b. Komponen membuka pelajaran c. Prinsip-prinsip membuka pelajaran d. Manfaat membuka pelajaran a. Menyusun rencana pembelajaran mikro e. Praktik pembelajaran mikro |
|
Menguasai
keterampilan bertanya
|
Keterampilan
bertanya
a. Konsep dan prinsip bertanya dasar b. Komponen bertanya dasar c. Konsep dan prinsi bertanya lanjut d. Komponen bertanya lanjut e. Hal-hal yang harus dihindari guru dalam ketrampilan bertanya f. Menyusun rencana pembelajaran mikro g. Praktik pembelajaran mikro |
|
Menguasai
keterampilan memberi penguatan
|
Keterampilan
memberi penguatan
a. Prinsip-prinsip penguatan b. Komponen penguatan c. Menyusun rencana pembelajaran mikro d. Praktik pembelajaran mikro |
|
Menguasai
keterampilan melakukan variasi
|
Keterampilan
melakukan variasi di dalam pembelajaran
a. Tujuan melakukan variasi di dalam pembelajaran b. Bentuk-bentuk variasi c. Teknik melakukan variasi e. Menyusun rencana pembelajaran mikro d. Praktik pembelajaran mikro |
|
Menguasai keterampilan
menjelaskan
|
Keterampilan
menjelaskan
a. Merencana materi yang akan dijelaskan b. Merencanakan bagaimana menjelaskan c. Merencanakan keterlibatan siswa dalam menjelaskan d. Menyajikan penjelasan e. Mengevaluasi tingkat kejelasan dari penjelasan yang telah dilakukan f. Menyusun rencana pembelajaran mikro untuk keterampilan menjelaskan. g. Praktik pembelajaran mikro untuk keterampilan menjelaskan. |
|
Menguasai
keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
|
a.
Menguasai teori tentang metode diskusi kelompok kecil
b. Mempersiapkan kebutuhan siswa dalam diskusi kelompok kecil c. Memahami peran guru dalam memimpin diskusi kelompok kecil d. Memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam memimpin diskusi kelompok kecil. e. Menyusun rencana pembelajaran mikro untuk keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil. f. Praktik pembelajaran mikro keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil. |
|
Ujian Tengah
Semester
|
||
Menguasai
keterampilan mengelola kelas
|
a.
berbagai permasalah pengelolaan kelas.
b. berbagai pendekatan penyelesaian masalah. c. Menyusun rencana pembelajaran mikro. d. Praktik pembelajaran mikro praktik kemampuan mengelola kelas. |
|
Menguasai
keterampilan melakukan pendekatan perorangan dan kelompok kecil
|
a.
komponen-komponen mengajar dengan pendekatan perorangan.
b. komponen-komponen mengajar dengan pendekatan kelompok. c. rencana pembelajaran untuk pembelajaran dengan pendekatan perorangan dan kelompok. d. melakukan pendekatan perorangan. e. menjadi organisator dalam mengajar. f. membimbing dan memudahkan siswa belajar. g. Menyusun rencana mengajar mikro untuk keterampilan melakukan pendekatan perorangan dan kelompok. h. Praktik keterampilan melakukan pendekatan perorangan dan kelompok. |
|
Ketrampilan menutup
pelajaran
|
a.
Komponen Menutup Pelajaran
b. Manfaat menutup pelajaran c. Menyusun rencana mengajar mikro untuk keterampilan melakukan pendekatan perorangan dan kelompok. d. Praktik keterampilan melakukan pendekatan perorangan dan kelompok. |
|
Keterampilan
mengajar makro
|
a.
Menyusun rencana mengajar makro
b. Praktik mengajar makro |
|
UJIAN AKHIR
SEMESTER (UAS)
|
No comments:
Post a Comment