Saturday, December 31, 2011

contoh drama anak


























APRESIASI DRAMA

PENCARIAN SANG KUCING

            Di sebuah hutan. Anak kucing itu berjalan tidak tahu tujuan. Dia kabur dari rumahnya karena merasa tidak lagi disayang ibunya. Kepalanya mendongak. Dia melihat sinar matahari yang menyilaukan mata.

Anak kucing : ”Matahari yang perkasa, maukah kamu menjadikan aku sebagai anakmu? Aku ingin menjadi perkasa sepertimu.”
Matahari :”Di dunia ini, aku tidak selalu perkasa. Masih ada yang bisa mengalahkan aku.”
Anak kucing :”Siapakah itu?”
Matahari :”Awan. Awan sering menutupi wajahku sehingga tidak tampak olehmu.”

Mendengar jawaban itu, kucing bertanya kepada awan.
Anak kucing :”Awan yang baik hati, maukah kau menjadi ibuku?”
Awan :”O, kucing yang manis. Masih ada yang bisa mengalahkanku.”
1
 
Anak kucing :”Siapa dia?”
Awan :”Angin.Jika angin datang, tubuhku tercerai-berai. Aku diterbangkan ke sana kemari hingga hancur lebur menjadi air.”

Kucing bergerak ke arah dedaunan. Ia bermaksud bertanya kepada angin.
Anak kucing :”Angin. Maukah kau menjadi ibuku?”
Angin :”Jangan kau mengira aku selalu senang. Aku pun sering punya masalah karena masih ada yang lebih hebat dari aku. Dialah bukit. Bagaimanapun bebasnya aku bergerak, namun jika di depanku ada bukit, aku tak bisa meneruskan perjalananku.”

Anak kucing mengarahkan pandangan pada bukit.
Anak kucing :”Bukit yang tinggi. Maukah kau mengangkat aku menjadi anakmu?”
Bukit :”Hidupku pun tak lepas dari masalah. Masih ada yang sering mengganggu ketenanganku.”
Anak kucing :”Benarkah? Siapa dia?”
Bukit :”Kerbau. Dia sering menanduk badanku hingga rata dengan tanah.”

Kucing itu pun segera menghampiri kerbau. Setelah bertanya pada kerbau, kerbau itu menyatakan bahwa rotan yang mengikat, membuat hidupnya tidak tenang. Kucing pun segera berlari ke arah rumpun rotan. Menurut rotan, hidupnya juga tidak selalu senang karena sering digigiti oleh serombongan tikus hingga badannya terasa sakit. Mendengar jawababn rotan, kucing segera berlari ke sebuah lobang. Di situ ada keluarga tikus.

Anak kucing :”Wahai tikus. Maukah kau mengangkat aku sebagai anakmu?”
Tikus :”Masih ada sesuatu yang kami takuti. Kami selalu kalah olehnya. Ia adalah hewan pemberani.”
Anak kucing :”Benarkah? Siapa binatang pemberani itu?”
Tikus :”Ia adalah ibumu. Seekor kucing pemberani.”

Mendengar keterangan itu, si kucing tertunduk lemas. Sekarannnng dia sadar bahwa tindakannya selama ini keliru. Tidak terasa air matanya berlinang. Ia merasa sangat rindu bertemu ibunya. Pergilah anak kucing itu menemui ibunya dan bersujud meminta maaf. Meski telah ditinggal pergi, Ibu kucing memaafkan anaknya dengan tulus.






No comments:

Post a Comment